Darussalam Dukuhwaluh Wujud Nyata Kemandirian Ekonomi Pesantren
Bank Indonesia pada hari Jum’at, 6 Oktober 222 mengadakan silaturahmi dengan beberapa pondok pesantren di Indonesia yang dikemas dalam acara tahunan ISEF (Indonesia Sharia Economic Festival). Acara dilakukan via zoom yang disiarkan langsung dari Bank Indonesia pusat. Ada 46 pesantren unggul di Indonesia yang tergabung dalam zoom meeting tersebut, salah satunya adalah Pondok Pesantren Darussalam Dukuhwaluh Purwokerto. Acara berlangsung dari pukul 19.00 hingga 22.00 WIB, yang dipimpin oleh Agung Gunawan Raharja dan dibuka dengan pembacaan ayat Al Quran oleh Qori Internasional (Ust. Qadarasmadi Rasyid).
ISEF (Indonesia Sharia Economic Festival) merupakan inisiasi yang dilakukan oleh Bank Indonesia bekerjasama dengan seluruh pemegang kepentingan yang terkait dengan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. ISEF diselenggarakan karena Bank Indonesia melihat Indonesia sebagai Negara dengan jumlah populasi muslim terbesar memiliki potensi dan peluang besar sebagai pemain utama dalam perekonomian dunia khususnya di sektor ekonomi dan keuangan syariah.
Salah satu strategi pengembangan ekonomi syariah Indonesia adalah pengembangan kemandirian ekonomi pesantren. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan alasan mengapa pesantren sangat tepat menjadi pelaku utama pengembangan ekonomi syariah Indonesia karena santri memenuhi 3 syarat kemajuan ekonomi yaitu keuletan dan daya tahan, jejaring, serta pengetahuan tentang ekosistem rantai halal. Santri ulet serta memiliki daya tahan karena terbiasa dihadapkan dengan kitab-kitab kuning dan terbiasa hidup disiplin dengan peraturan yang ketat. Pesantren memiliki peluang jejaring yang besar baik dimasyarakat umum maupun antar pesantrten. Pesantren sangat tepat karena memiliki pengetahuan mengenai ekosistem rantai halal.
Bank Indonesia melakukan pemberdayaan ekonomi di 648 pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia dengan 1.112 program. Dalam acara ini, Bank Indonesia mengundang secara langsung 6 perwakilan pesantren yang dianggap sukses membangun unit bisnis yang didukung langsung oleh Bank Indonesia, diantaranya pondok pesantren dari Lampung, Sukabumi, Bangka Belitung, Balikpapan, Probolinggo, dan Maluku.
Kemandirian ekonomi Darussalam didukung Bank Indonesia
Darussalam sudah bisa dikatakan sebagai pesantren yang mandiri perekonomiannya karena memiliki beberapa unit bisnis yang dibawahi oleh Lembaga DBC (Darussalam Business Center) binaan Ustz. Dewi Laela Hilyatin, S.E., M.S.I. Unit bisnis tersebut antara lain DS Mart, DS Laundry, WPS (Warung Pojok Santri), Depot Arwa galon dan Air Minum dalam Kemasan, Toko ATK Assalam, serta DS Konveksi. Salah satu unit bisnis yang didukung langsung oleh Bank Indonesia adalah Konveksi dengan mesin serta peralatan yang lengkap dan modern.
Acara silaturahmi Bank Indonesia dengan pesantren berjalan dengan lancar dan meriah, santri sangat senang dengan tas souvenir yang dibagikan oleh Bank Indonesia. Seperti yang dikatakan oleh Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (Arief Hartawan), kini santri tidak hanya ngaji fikih, tetapi juga ngaji “sugih”.