Senin, April 29, 2024
Kajian Islami

Pembahasan Kajian Arbain Nawawi Hadist Ke 1

Arbain Nawawi Hadist Ke 1. أحاديث الأربعين النووية

Kajian Arbain Nawawi Hadits Ke 1: Dahsyatnya Niat dalam Ibadah

الحديث الأول : Arbain Nawawi Hadist Ke 1

عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ . [رواه البخاري ومسلم)

Dari Amirul Mukminin, Abi Hafs Umar bin al Khottob RA dia berkata, saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya setiap perbuatan terbantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang diniatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang diniatkan.

Kandungan Arbain Nawawi Hadits Ke 1

  1. Niat menjadi syarat diterimanya amal karena niat adalah ruh dari amal perbuatan
  2. Yang membedakan antara kebiasaan (adat) dengan Ibadah adalah niat
  3. Seorang mukmin dituntut untuk senantiasa ikhlas dalam semua amal ibadah
  4. Seorang mukmin akan dibalas sesuai dengan niatnya
  5. Semua perbuatan baik jika diniatkan dengan baik akan bernilai pahala

Fiqih Niat

  1. Niat dilakukan bersama perbuatan ibadah, jika dilakukan sebelumnya maka biasanya disebut dengan Azam.
  2. Niat tempatnya di dalam hati, menurut syafi’I melafakan niat sunnah,
  3. Niat lebih penting dari perbuatan. Karena sah tidaknya amal bergantung niatnya.
  4. Niat baik tidak merubah hal yang hukumnya haram
  5. Niat memiliki dua fungsi: untuk membedakan kebiasaan dan ibadah, untuk membedakan satu ibadah dengan ibadah lainnya
  6. Niat dilakukan untuk perkara yang diperintahkan bukan untuk perakara yang dilarang

Arbain Nawawi Hadist Ke 1 | Dalil-Dalil Penting Lainnya Terkait Niat

1. Pahala besar didapatkan bagi mereka yang beramal dengan niat yang ikhlas

قال تعالى: ﴿ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا ﴾ [النساء: 114]

Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barangsiapa berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami akan memberinya pahala yang besar (an Nisa: 114).

2. Balasan akan diberikan sesuai dengan niat dalam melakukan amal

وَمَن يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَن يُرِدْ ثَوَابَ الْآخِرَةِ نُؤْتِهِ مِنْهَا ۚ وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ (آل عمران؛ 145)

Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (QS. Ali Imran : 145)

3. Niat itu tempatnya di dalam hati, bahkan Allah mengetahui yang kita hadirkan di dalam hati

﴿ وَأَسِرُّوا قَوْلَكُمْ أَوِ اجْهَرُوا بِهِ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ * أَلاَ يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ ﴾ [الملك: 13 – 14]

Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala isi hati. Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui? Dan Dia Mahahalus, Maha Mengetahui. (al Mulk 13-14)

4. Kekuatan niat begitu besar dampaknya bagi orang mu’min

عن سهل بن سعد الساعدي قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((نيةُ المؤمن خير من عمله، وعمل المنافق خير من نيته، وكلٌّ يعمل على نيته، فإذا عمل المؤمن عملًا نار في قلبه نور)) (المعجم الكبير، الطبراني)

Niat orang mukmin lebih baik daripada amal perbuatannya, dan perbuatan orang munafik lebih baik daripada niatnya. Keduanya memang beramal berdasarkan niatnya sendiri-sendiri. Akan tetapi, ketika orang mukmin yang melakukan suatu amal, niscaya bersinarlah nur di dalam hatinya. (H.R. al-Thabrani).

5. Pahala besar bagi orang yang beramal dengan ikhlas, bahkan untuk amalan yang kadang menurut kita remeh

عن سعد بن أبي وقاص، أنه أخبره أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: ((إنك لن تنفقَ نفقةً تبتغي بها وجه الله إلا أجرت عليها، حتى ما تجعل في امرأتك)) (رواه البخاري)

Dari ‘Amir bin Sa’d dari Sa’d bin Abu Waqash bahwasanya dia mengabarkan, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya, tidaklah kamu menafkahkan suatu nafkah yang dimaksudkan mengharap ridha Allah kecuali kamu akan diberi pahala termasuk sesuatu yang kamu suapkan ke mulut istrimu. (HR Bukhari)

6. Niat melakukan sesuatu tetap berpahala mesiki tidak sampai melakukannya

عن أبي الدرداء، يبلغ به النبي صلى الله عليه وسلم قال: ((مَن أتى فراشه وهو ينوي أن يقوم يصلي بالليل، فغلبته عينه حتى يصبح، كتب له ما نوى، وكان نومه صدقةً عليه من ربه)) (ابن خزيمة)

“Barangsiapa yang mendatangi tempat tidurnya dan ia berniat untuk bangun sholat malam, lalu ia tertidur hingga subuh, maka dicatat baginya apa yang ia niatkan, dan ketidurannya adalah sedekah dari Robnya untuknya” (HR Ibnu Majah)

7. Niat menjadi penting karena Allah melihat hati kita bukan semata perbuatan kita.

وَعَنْ أبي هُريْرة عَبْدِ الرَّحْمن بْنِ صخْرٍ رضي الله عَنْهُ قَالَ: قالَ رَسُولُ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: “إِنَّ الله لا يَنْظُرُ إِلى أَجْسامِكْم، وَلا إِلى صُوَرِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وأعمالكم “رواه مسلم.

Dari Sahabat Abi Huroiroh rodhiallohu ‘anhu, yakni ‘Abdurrohman bin Shokr mengatakan: Rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam bersabda; “Sejatinya Alloh tidak melihat pada tubuh atau jasad kalian, juga tidak melihat pada wajah kalian, tetapi Dia melihat pada hati kalian dan amal kalian” [HR Muslim]

8. Kaidah; tidak ada pahala kecuali dengan niat

قاعدة الفقه؛ لا ثواب إلا بالنية (الأشبة والنظائر)

Kaidah fiqih: tidak ada pahala kecuali disertai niat (kitab al Asbah wan Nadzair)

الأمور بمقاصدها (الشافعي)

Segala sesuatu bergantung niatnya (tujuannya) (imam As Syafi’i)

Penutup

Sayyid Fudhail bin ‘Iyadh di bawah ini.

تَرْكُ العَمَلِ لِأَجْلِ النَّاسِ رِيَاءٌ

meninggalkan suatu perbuatan karena manusia dinamakan riya’;

وَالعَمَلُ لِأَجْلِ النَّاسِ شِرْكٌ

dan melakukan suatu perbuatan karena manusia dinamakan syirik;

وَالإِخْلَاصُ أَنْ يُعَافِيَكَ اللهُ مِنْهُمَا

sementara yang dinamakan dengan ikhlas manakala perbuatan itu Allah bebaskan dari keduanya (yakni terbebas dari unsur riya’ dan syirik).

Demikian penjelasan mengenai kajian kitab Arbain Nawawi Hadist Ke 1 semoga bermanfaat.

Penulis / Penerjemah: Gus Enjang Burhanudin Yusuf

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *