Wudu menjadi salah satu cara orang Islam dalam menjaga kesucian anggota tubuh dengan air. Wudu dijadikan rutinitas bagi yang biasa menjaga kesucian anggota tubuhnya. Bahkan ketika hendak tidur sudah terbiasa menjaga diri dalam keadaan suci. Karena bagaimanapun kita sebagai manusia tidak ada yang tahu kapan ajal akan menjemputnya.
Ada sebuah pepatah mengatakan ‘an naumu nishful mayyit’ tidur itu separuh kematian karena pada saat tidur. Karena dalam beberapa kondisi manusia mirip orang mati yang tidak sadar terjadinya beberapa hal di sekitarnya. Dengan melihat keadaan ini sangat mungkin kitapun meninggal pada saat tidur sehingga keadaan suci. Wudu menjadi alasan kuat agar kita siap dalam keadaan apapun untuk menghadap Sang Khalik. Disamping ada keutamaan yang besar bagi mereka yang menjaga wudunya.
Dalil Tidur Dalam Keadaan Suci
إذا أتيت إلى فراشك فتوضأ وضوءك للصلاة (رواه البخاري ومسلم )
Kalo kalian hendak tidur maka berwudhulah sebagaimana wudhu kalian ketika shalat (HR Bukhari Muslim)
طَهِّرُوْا هَذِهِ اْلأَجْسَادَ طَهَّرَكُمُ اللهُ، فَإِنَّهُ لَيْسَ مِنْ عَبْدٍ يَبِيْتُ طَاهِرًا إِلاَّ بَاتَ مَعَهُ فِيْ شِعَارِهِ مَلَكٌ، لاَ يَنْقَلِبُ سَاعَةً مِنَ اللَّيْلِ إِلاَّ قَالَ: اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَبْدِكَ فَإِنَّهُ بَاتَ طَاهِرًا. (الطبراني)
“Sucikanlah badan-badan kalian, semoga Allah mensucikan kalian, karena tidak ada seorang hamba pun yang tidur malam dalam keadaan suci melainkan satu Malaikat akan bersamanya di dalam syi’aar , tidak satu saat pun dia membalikkan badannya melainkan satu Malaikat akan berkata: ‘Ya Allah, ampunilah hamba-Mu ini, karena ia tidur malam dalam keadaan suci.’” (HR Thabrani)
مَنْ بَاتَ طَاهِرًا بَاتَ فِي شِعَارِهِ مَلَكٌ، فَلَمْ يَسْتَيْقِظْ إِلاَّ قَالَ الْمَلَكُ: اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَبْدِكَ فُلاَنٍ، فَإِنَّهُ بَاتَ طَاهِرًا. (رواه الطبراني)
“Barangsiapa yang tidur dalam kedaan suci, maka Malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dan tidaklah ia bangun melainkan Malaikat berdo’a: ‘Ya Allah, ampunilah hamba-Mu si fulan karena ia tidur dalam keadaan suci”. (HR Thabrani)
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَبِيْتُ عَلَى ذِكْرٍ طَاهِرًا فَيَتَعَارُّ مِنَ اللَّيْلِ فَيَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا مِنَ الدُّنْياَ وَاْلآخِرَةِ إِلاَّ أَعْطَاهُ إِياَّهُ (رواه أبو داود)
“Tidaklah seorang muslim bermalam dalam keadaan berdzikir kepada Allah dan dalam keadaan suci, lalu ia bangun pada suatu malam dan berdo’a memohon kebaikan dunia atau akhirat kepada Allah melainkan Allah akan mengabulkan permintaannya.” (HR Abu Daud)
1. Fiqih Tidur Dalam Keadaan Suci
a. Adab dan etika tidur
- Tidur dalam keadaan suci
- Posisi miring ke sebelah kanan ketika tidur
- Membaca surat al Ikhlas, al Falaq, An Nas dan ayat kursi
- Berdoa sebelum tidur
- Membaca dzikir sampai tertidur
b. Bacaan Dzikir Penting sebelum tidur
- Membaca surat al Fatihah dan ayat Kursi
- Bacalah surat al Ikhlas, surat al Falaq dan An Nas
- Membaca do’a sebelum tidur
- Membaca dzikir tasbih (subhanallah 33x), tahmid (Alhamdulillah 33x) dan Takbir (Allahu Akbar 33x)
- Keutamaan-Keutamaan Tidur dalam keadaan Suci
Baca Juga: Seputar Pondok Pesantren Darussalam
Keutamaan Tidur Dalam Keadaan Suci

Dimintakan ampunan malaikat
مَنْ بَاتَ طَاهِرًا، بَاتَ فِي شِعَارِهِ مَلَكٌ، فَلَمْ يَسْتَيْقِظْ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَبْدِكَ فُلَانٍ، فَإِنَّهُ بَاتَ طَاهِرًا (رواه ابن حبان)
“Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci.’” (HR. Ibn Hibban)
Dalam hadits yang lain. “Sucikanlah badan-badan kalian, semoga Allah mensucikan kalian, karena tidak ada seorang hamba pun yang tidur malam dalam keadaan suci melainkan satu Malaikat akan bersamanya di dalam syi’aar , tidak satu saat pun dia membalikkan badannya melainkan satu Malaikat akan berkata: ‘Ya Allah, ampunilah hamba-Mu ini, karena ia tidur malam dalam keadaan suci.’” (HR Thabrani)
Meninggal dalam Keadaan Fitrah
ذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الْأَيْمَنِ ، ثُمَّ قُلْ : اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ ، لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ ، اللَّهُمَّ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ ، وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ ؛ فَإِنْ مُتَّ مِنْ لَيْلَتِكَ فَأَنْتَ عَلَى الْفِطْرَةِ ، وَاجْعَلْهُنَّ آخِرَ مَا تَتَكَلَّمُ بِهِ (رواه البخاري ومسلم)
“Apabila engkau hendak tidur, berwudhulah sebagaimana wudhu ketika hendak shalat. Kemudian berbaringlah miring ke kanan, dan bacalah:
Allahumma aslamtu wajhi ilaika, wa fawadtu amrii ilaika, wa alja’tu dzahrii ilaika, raghbatan wa rahbatan ilaika, laa malja-a wa laa manjaa minka illa ilaika, allahumma aamantu bikitaabikalladzii anzalta, wa binabiyyikalladzi arsalta.
Ya Allah, aku tundukkan wajahku kepada-Mu, aku pasrahkan urusanku kepada-Mu, aku sandarkan punggungku kepada-Mu, karena rasa takut dan penuh haram kepada-Mu. Tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari hukuman-Mu kecuali kepada-Mu. Ya Allah, aku beriman kepada kitab-Mu yang telah Engkau turunkan, dan kepada nabi-Mu yang telah Engkau utus. Jika kamu mati di malam itu, kamu mati dalam keadaan fitrah. Jadikanlah doa itu, sebagai kalimat terakhir yang engkau ucapkan sebelum tidur.” (HR Bukhari Muslim)
Baca: Silaturahmi Pondok Pesantren Darussalam
Akan Dikabulkan Doanya
“Tidaklah seorang muslim bermalam dalam keadaan berdzikir kepada Allah dan dalam keadaan suci, lalu ia bangun pada suatu malam dan berdo’a memohon kebaikan dunia atau akhirat kepada Allah melainkan Allah akan mengabulkan permintaannya.” (HR Abu Daud)
Mendawamkan Wudhu Menjadikan Semakin Bercahaya
“Sesungguhnya umatku akan dipanggil pada hari kiamat nanti dalam keadaan dahi, kedua tangan dan kaki mereka bercahaya, karena bekas wudhu’.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
“Tahukah kalian bila seseorang memilki kuda yang berwarna putih pada dahi dan kakinya diantara kuda-kuda yang yang berwarna hitam yang tidak ada warna selainnya, bukankah dia akan mengenali kudanya? Para shahabat menjawab: “Tentu wahai Rasulullah.” Rasulullah berkata: “Mereka (umatku) nanti akan datang dalam keadaan bercahaya pada dahi dan kedua tangan dan kaki, karena bekas wudhu’ mereka.” (HR. Muslim)
Diangkat derajatnya di sisi Allah
“Maukah kalian aku tunjukkan suatu amalan yang dengannya Allah akan menghapus dosa-dosa dan mengangkat derajatnya! Para shahabat berkata: “Tentu, wahai Rasulullah. Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Menyempurnakan wudhu’ walaupun dalam kondisi sulit, memperbanyak jalan ke masjid, dan menunggu shalat setelah shalat, maka itulah yang disebut dengan ar ribath.” [HR. Muslim no. 251]
Baca Juga: Seputar Shalat Dhuha
Hikmah Menjaga Wudu

Perintah Tidur Dalam Keadaan Suci
- Merilekskan otot-otot sebelum beristirahat karena dengan air mengalir di kulit maka akan terasa nyaman bagi kulit sehingga kita bisa tidur dengan lebih tenang
- Tidur dalam keadaan bersih dan dijauhkan dari bakteri dan virus yang bisa menyebabkan banyak penyakit karena anggota yang dibasuh ketika wudlu adalah yang paling banyak berinteraksi dengan dunia luar
- Menjaga kesehatan dan kesegaran anggota wudhu terutama wajah sehingga menghilanghkan beberapa hal bisa menyebabkan terjadimya kerusakan kulit
- Semakin menjadikan kita dekat dengan Allah karena wudhu adalah salah satu ibadah dan dengan beribadah kita dekat dengan pencipta
- Tips Tidur dalam keadaan Suci
Tips Tidur Dalam Keadaan Suci
- Jangan malas untuk berwudhu, ingatlah manfaat dan keutamaannya sehingga kita termotivasi untuk melakukannya
- Berwudhulah dengan sempurna, dengan melaksanakan sunnah-sunnahnya sehingga keutamaan yang kita dapatkan lebih maskimal
- Bersuci ketika sudah dekat dengan waktu tidur, kira-kira sudah cukup mengantuk sehingga kita masih dalam keadaan suci sampai kita tertidur
- Sempurnakan bersuci dengan berdoa dan berdzikir sebelum tidur
Demikian penjelasan mengenai keutamaan tidur dalam keadaan suci, semoga kita sebagai bisa menjalankannya dan menjadi rutinitas. Semoga bermanfaat, terimakasih. Diambil dari buku “AMALAN-AMALAN MALAM HARI PEMBAWA BERKAH” karya dari Ustadz Enjang Burhanudin Yusuf, M.Ag.