Sabtu, April 27, 2024
ArtikelKajian Islami

Shalat Dhuha

Islam menjadikan sholat dhuha sebagai salah satu ibadah yang dikhususkan dalam meminta pertolongan kepada Allah agar kita dimudahkan dalam urusan rizki. Sholat dhuha menjadi shalat yang memang dirancang oleh Allah agar kita benar-benar dimudahkan dalam segara sesuatu yang berurusan dengan rezeki. Karena sholat pada waktu yang tepat akan memberikan ketenangan yang bisa mendekatkan diri kepada Allah swt.

Dalil Ayat dan Hadits Sholat Dhuha

Beberapa landasan dalil dalam shalat dhuha diantaranya:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى أَرْبَعًا ، وَيَزِيدُ مَا شَاءَ (رواه مسلم)

“Rasulullah saw shalat Dhuha sebanyak empat (rakaat), kadang beliau menambah sesuai keinginannya.” (HR. Muslim)

أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ : صَوْمِ ثَلاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاةِ الضُّحَى، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

“Kekasihku telah berwasiat kepadaku tentang tiga hal yang tidak akan aku tinggalkan selama hidupku; Puasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha dan tidak tidur sebelum aku menunaikan (shalat) Witir.” (HR. Muslim, no. 1183)

Baca Juga: pesantren yang masih buka pendaftaran

Fiqih Sholat Dhuha

Ada beberapa ketentuan secara fiqih yang harus kita ketahui terkait shalat dhuha diantaranya:

1. Hukum Shalat Dhuha.

Shalat dhuha itu hukumnya sunnah muakkad, sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Paling sedikit dikerjakan dua raka’at dan tidaka ada batas banyaknya sesuai dengan kemampuan masing-masing tapi afdhol dilakukan empat raka’at atau delapan raka’at karena dalam riwayat ‘asiyah beliau melaksanakan 4 raka’at dan dalam riwayat lain dari abi darda’ ketika terjadi peristiwa fathu makkah (penakulakan kota mekah) nabi melakukannya delapan raka’at.

2. Waktu Shalat Dhuha

Waktunya dimulai sejak posisi matahari sekiranya satu tombak dari posisi terbit (kurang lebih jam 5.45) sampai denga posisi matahari sebelum tergelincirnya matahari pada saat istiwa (kurang lebih jam 11.00). Tapi shalat dhuha utama dilakukan ketika suhu sudah mulai hangat oleh sinar matahari (sekitar jam 08.00).

3. Ketentuan Hukum Lain

Bacaan shalat dibaca dengan pelan sebagaiman shalat-shalat lainnya yang dilakukan pada siang hariShalat ini disebut juga dengan shalat awwabin dan shalat isyroq. Disebut shalat awwabin ketika dilakukan saat suhu sudah mulai panas.

Karena matahari dan disebut shalat isyroq ketika dilakukan di awal waktu pada saat suhu masih belum terlalu panas karena matahari belum terlalu lama terbit.

Keutamaan Shalat Dhuha

Banyak sekali jika kita melihat keutamaan yang luar biasa jika kita konsisten menjalankan dan merawat kebiasaan untuk Shalat dhuha. Karena bagaimanapun jika kita mengetahui hal apa saja yang bisa didapat jika kita melaksanakan sholat dhuha ini pasti akan lebih rajin dan bersemangat dalam beribadah. Berikut adalah keutamaan menunaikan sholat dhuha:

Shalat Dhuha adalah Shalat Awwabin

“Kekasihku (Muhammad) mewasiatkan kepadaku tiga perkara yang aku tidak meninggalkannya: agar aku tidak tidur kecuali setelah melakukan shalat witir, agar aku tidak meninggalkan dua rakaat shalat Dhuha karena ia adalah shalat awwabin serta agar aku berpuasa tiga hari setiap bulan” (HR. Ibnu Khuzaimah; shahih).

Sebagai Pengganti Sedekah

 يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ، فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ ، وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى  (رواه مسلم، رقم 1181)

Pada setiap persendian kalian harus dikeluarkan sedekahnya setiap pagi; Setiap tasbih (membaca subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (membaca Alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (membaca Lailaha illallah) adalah sedekah, setiap takbir (membaca Allahu Akbar) adalah sedekah, amar bil ma’ruf adalah sedekah, nahi ‘anil munkar adalah sedekah. Semua itu dapat terpenuhi dengan (shalat) dua rakaat yang dilakukan di waktu Dhuha.” (HR. Muslim, no. 1181) .

Shalat Dhuha 4 Rakaat Membawa Kecukupan Sepanjang Hari

يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تُعْجِزْنِى مِنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ فِى أَوَّلِ نَهَارِكَ أَكْفِكَ آخِرَهُ

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu.” (HR. Ahmad).

Seperti Mendapat Harta Rampasan Perang

مَنْ تَوَضَّأَ ثُمَّ غَدَا إِلىَ الْمَسْجِدِ لِسَبْحَةِ الضُّحىَ، فَهُوَ أَقْرَبُ مَغْزىً وَأَكْثَرُ غَنِيْمَةً وَأَوْشَكُ رَجْعَةً

“Barangsiapa berwudhu kemudian pergi pada waktu pagi ke masjid untuk melaksanakan shalat dhuha, maka hal itu adalah peperangan yang paling dekat, ghanimah yang paling banyak, dan kembalinya lebih cepat” (HR. Tirmidzi dan Ahmad).

Shalat Dhuha Menghapus dosa

“Barangsiapa yang selalu mengerjakan shalat Dhuha niscaya akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR. Turmudzi).

Shalat Dhuha Dicatat Sebagai Ahli Ibadah

“Barangsiapa yang shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditulis sebagai orang yang lalai. Barangsiapa yang mengerjakannya sebanyak empat rakaat, maka dia ditulis sebagai orang yang ahli ibadah. Barangsiapa yang mengerjakannya enam rakaat, maka dia diselamatkan di hari itu. Barangsiapa mengerjakannya delapan rakaat, maka Allah tulis dia sebagai orang yang taat. Dan barangsiapa yang mengerjakannya dua belas rakaat, maka Allah akan membangun sebuah rumah di surga untuknya.” (HR. At-Thabrani).

Baca Juga : Pondok Pesantren Darussalam

Sholat Dhuha Masuk Surga Lewat Pintu Khusus

Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pintu bernama pintu Dhuha. Apabila Kiamat telah tiba maka akan ada suara yang berseru, ‘Di manakah orang-orang yang semasa hidup di dunia selalu mengerjakan shalat Dhuha? Ini adalah pintu buat kalian. Masuklah dengan rahmat Allah Subhanahu Wata’ala.” (HR. At-Thabrani).

Demikian penjelasan mengenai sholat dhuha, adapun terkait hikmah dan tips pentingnya akan ada di artikel selanjutnya. Terimakasih, semoga bermanfaat. Diambil dari buku “Tuntunan Ibadah Siang Hari” karya Ustadz Enjang Burhanuddin Yusuf, M.Ag.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *